Monday, December 21, 2020

Review Kereta Jayakarta

Hari ini, Senin, 21 Desember 2020, adalah pengalaman pertama saya naik kereta di era new normal. Sebenarnya saya bukan orang yang gemar membuat review, tapi untuk kali ini saya pikir saya perlu membuat catatan terkait kelebihan dan kekurangan jenis kereta yang saya tumpangi ini, agar ke depannya dapat menjadi pengingat saya dalam mempertimbangkan kereta yang akan saya pilih. 

Kesan pertama menaiki kereta Jayakarta adalah kereta berangkat tepat waktu,  bangku serta fasilitas kereta lainnya tampak masih baru. Jumlah penumpang juga tidak penuh, sehingga saya bisa duduk 2 bangku sendiri.  Memang di era new normal ini jumlah penumpang maksimal tiap gerbong adalah 70% jumlah bangku. Selain itu, karena keberangkatan saya mendekati liburan Natal dan tahun baru, dimana penumpang KAI jarak jauh diwajibkan rapid test antigen yang harga dipasaran cukup mahal (sekitar 300an ribu sampai hampir 1juta) sepertinya menyebabkan animo masyarakat terhadap berpergian dengan kereta berkurang. Padahal sebenarnya harga rapid test antigen di stasiun tidak semahal itu, masih di Rp 105.000 dengan syarat sudah miliki tiket kereta. Rapid test antigen ini berlaku mulai tanggal 22 Desember 2021, sehingga untuk saya masih berlaku rapid test biasa dengan biaya Rp. 85.000.

Pada masa new normal, setiap penumpang yang melalui petugas pemeriksaan tiket, akan diberi sebuah face shield yang dapat dirangkai sendiri. Oh ya, ada baiknya saat menerima face Shield bila keadaan kardusnya sudah penyok, meminta ganti face shield lain ke petugas. Karena pengalaman saya yang mendapat kardus face shield penyok, ternyata plastik mika di dalamnya pun telah tertekuk. Kemudian saat merangkai face shield jangan lupa membuka plastik pelindung di depan dan belakang mika ya, agar mika-nya tidak buram.


Kereta Jayakarta termasuk kereta ekonomi premium, dengan harga tiket bervariasi mulai 240ribuan. Saya sendiri mendapatnya tiket yang seharga 340ribu. Jumlah bangku per-gerbong 20x4, yaitu 80 bangku. Bangku nomor 1-11 menghadap ke Timur, sedangkan nomor 12-21 menghadap ke Barat, informasi ini penting sebagai pertimbangan menentukan posisi bangku saat pemesanan tiket, agar arah duduk kita dapat searah dengan perjalanan. Misalnya saja perjalanan dari Jakarta ke Klaten, karena arah perjalanan ke timur maka baiknya kita menempati bangku di nomor 1-11. Sebaliknya perjalanan dari Klaten ke Jakarta karena arah perjalanan ke Barat maka baiknya kita menempati bangku nomor 11-21. Bangku no 1 dan bangku no 21, karena terletak di ujung gerbong maka posisinya dekat dengan toilet 

Keadaan bangku lumayan nyaman karena dapat ditidurkan ke belakang. Sandaran kepala bangku terasa nyaman, ditambah ada sandaran tangan di kanan dan kiri bangku. Tapi untuk sandaran tangan di bagian tengah hanya satu, maka harus bergantian dengan penumpang sebelah bila ingin menggunakan. Tapi bila kita duduk sendirian, sandaran tangan tersebut dapat disingkirkan. Ukuran 1 bangku sekitar 2 3/4  jengkal saya (harap dimaklumi besaran yang tidak standar, karena tidak bawa alat ukur standar), ukuran yang cukup untuk duduk 1 orang. Di tiap bangku ada 2 tempat menaruh botol minum, 2 stop kontak untuk charge HP, 2 cantolan di atas, 2 saku di balik bangku, 2 lampu baca di atas, serta tirai untuk menutup jendela kecuali bagi bangku di posisi dekat gerbong yang jendelanya dapat dibuka sehingga tidak diberi tirai.

Pendingin ruangan dalam gerbong berupa AC sentral yang telah diatur suhunya di sekitar 25 derajat Celcius. Ada 3 televisi di gerbong saya yang mana hanya 1 yang dinyalakan. Bagasi barang di atas tempat duduk berukuran standar, sama seperti kereta api jarak jauh umumnya. Pengharum ruangan dan CCTV ada 2 di tiap gerbong, yang terletak di masing-masing ujungnya. Jalan untuk lewat penumpang cukup luas, karena bangkunya 2-2. 

Untuk toilet ukurannya sangat kecil sekali, sehingga bila kita membuka pintu toilet (arah bukaan pintu-nya keluar) langsung ada kloset/kakus di depan mata. Bahkan untuk melangkahi kakus agar dapat duduk di kakus saja cukup sulit. Ini yang membedakan dengan kereta-kereta sebelumnya yang pernah saya tumpangi. 

Penilaian saya untuk kereta api Jayakarta adalah 8 untuk bangku dan suasana di gerbong (nilai kurang karena faktor ada beberapa bangku yang menghadapnya berlawanan arah laju kereta, serta tirai di bangku belakang tidak ada). Adapun untuk toilet saya nilai 4 karena ukurannya yang kecil (nilai plus untuk toilet ada pada pintunya yang tidak terlalu sulit dibuka). Secara keseluruhan saya memberi penilaian 7. Lalu apakah saya ingin menaiki kereta Jayakarta ini lagi? Jawabannya apabila tidak terpaksa maka tidak, karena bagi saya keadaan toilet yang nyaman saat perjalanan jauh merupakan salah satu hal mutlak yang perlu dipertimbangkan. 


 

Monday, August 24, 2020

TTS Prakarya : Kerajinan Bahan Lunak

TTS Kerajinan Bahan Lunak

TTS Kerajinan Bahan Lunak


uminurwi


This interactive crossword puzzle requires JavaScript and any recent web browser, including Windows Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome, or Apple Safari. If you have disabled web page scripting, please re-enable it and refresh the page. If this web page is saved on your computer, you may need to click the yellow Information Bar at the top or bottom of the page to allow the puzzle to load.

Wednesday, August 19, 2020

TTS Sistem Reproduksi Tumbuhan dan Hewan

TTS Sistem Reproduksi Tumbuhan dan Hewan

TTS Sistem Reproduksi Tumbuhan Hewan


By. UmiNurwi


This interactive crossword puzzle requires JavaScript and any recent web browser, including Windows Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome, or Apple Safari. If you have disabled web page scripting, please re-enable it and refresh the page. If this web page is saved on your computer, you may need to click the yellow Information Bar at the top or bottom of the page to allow the puzzle to load.