Tetapi terkadang manusia lupa, bahwa Allah juga punya rencana terhadap hamba-hamba-Nya. Terkadang pula rencana Allah tidak sama dengan rencana hamba-Nya. Saat itulah manusia mulai menjumpai kegagalan akan rencananya, bahkan mulai merasa suram masa depannya.
Tetapi apakah rencana manusia adalah yang terbaik? Bukankah manusia tidak tahu masa depan, sehingga apa yang ingin kita lakukan besok juga tidak pasti berhasil kita lakukan. Sementara Allah adalah Yang Maha Tahu dan Yang Maha Kuasa. maka rencana Allah pasti jauh lebih baik dari rencana manusia. Karena itu, cukuplah bagi diri kita husnudzon dengan segala yang terjadi dalam hidup kita. Sebab bila kita ridho terhadap ketetapan Allah, maka bagi kita ridho dari Allah. Tetapi bila kita tidak ridho, maka bagi kita murka dari Allah.
Walaupun kita percaya rencana Allah yang terbaik, bukan berarti juga kita tiak berusaha melakukan apa-apa. Mari kita hayati hadis berikut ini :
الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.” (HR. Muslim)