Saturday, October 29, 2011

Perspektif (Persepsi)

Dulu saat masih duduk di bangku SMP, saya mengenal istilah perspektif dalam pelajaran Seni Rupa. Perspektif artinya sudut pandang, di situ saya diajarkan menggambar sebuah kubus dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Setelah selesai ternyata dari sebuah kubus saya dapat memiliki beberapa bentuk gambar yang berbeda-beda. 

Dalam kehidupan sehari-hari perspektif setiap orang juga pasti berbeda-beda, masing-masing memiliki pendapatnya dan sudut pandangnya sendiri-sendiri. Terkadang perbedaan inilah yang menimbulkan perselisihan dan pertengkaran. Biasanya setiap orang sibuk menjelaskan dan mengatakan segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri, tanpa mencoba untuk berada di sudut pandang orang lain.


 
(perspektif yang berbeda bagai orang buta
yang memegang gajah lalu bercerita
tentang bentuk gajah itu)







Perbedaan perspektif yang menimbulkan perselisihan ini biasanya terjadi karena adanya miss communication. Setiap orang cenderung menganggap orang lain harusnya tahu apa yang dia maksudkan, apa yang sebenarnya dia inginkan, apa yang dia harapkan, apa maksud dari tulisannya, tanpa perlu menjelaskannya lebih lanjut. Padahal kenyataanya sudah menjadi kodrat manusia untuk tidak mengetahui barang gaib, tidak mengetahui isi hati orang lain. Dengan kata lain : umumnya manusia itu bukan peramal coy, bukan pula detektif. Bahkan dari komik detektif Q.E.D yang pernah saya baca pun Sou Touma ( tokoh utamanya, red) pernah menjelaskan : dari fakta dan bukti yang ada saja tidak cukup untuk menyimpulkan suatu peristiwa, kita juga perlu tahu "motif" dibalik semua yang ada. Maksudnya, terkadang kita membaca suatu tulisan, kita tahu maksudnya secara bahasa, tapi sering kita tidak pernah yakin apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh penulisnya. Kadang terjadi missunderstanding, karena suatu tulisan bisa memiliki beribu makna yang terkandung di dalamnya, tergantung dari perspektif si pembaca.

 Gambar di samping bisa tampak sepert vas bunga, atau tampak seperti 2 wajah orang yang berdekatan, atau tampak seperti keduanya, tergantung dari sudut pandang orang yang melihat.








Akhir-akhir ini saya juga mengalami missunderstanding dalam berberapa hal. Saya sebagai seorang plegmatis yang cenderung berada di zona abu-abu, sering merasa bingung dengan berberapa fakta yang terlihat dan beberapa kata yang terbaca, sehingga akhirnya menjadi lelah sendiri dengan segala perbedaan perspektif dan ketidakjelasan yang ada. Tapi mau bagaimana lagi, saya bukan supranatural yang mengetahui isi hati orang, bukan peramal yang dapat melihat dari berbagai sudut pandang, bukan pula detektif yang dapat menebak motif seseorang dengan akurat. Memang begitulah dunia, seperti kata Einstein "Dunia ini relatif. Tidak ada yang pasti dari dunia ini kecuali ketidakpastian". Dan mungkin dalam sudut pandang orang lain, saya juga termasuk orang yang membingungkan. Apapun itu, tetap berharap everything will gonna be okay.